Kamis, 10 November 2016

laporan analisis kesalahan morfologi dalam surat kabar



JUDUL             :ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM BIDANG MORFOLOGI PADA ARTIKEL YANG BERJUDUL SEBULAN BELAJAR DI LANTAI DAN KECEWA PERMOHONAN PERBAIKAN KANDAS DALAM RADAR MAJALENGKA

ABSTRAK
Penelitian ini bejudul “Analisis Kesalahan Pada Artikel Surat Kabar”. Adapun yang menjadi latar belakang penelitian ini yaitu, bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Komunikasi bisa dilakukan melalui berbagai cara diantaranya komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi tulisan membutuhkan media, diantaranya buku, surat kabar, komik, dan lain-lain. Penelitian ini difokuskan pada surat kabar, di mana surat kabar merupakan alat komunikasi tulisan yang banyak diminati. Penulisan atau kebahasaan dalam surat kabar terkadang tidak sesuai dengan kaidah berbahasa, khususnya dalam morfologi atau ilmu mengenai bentuk kata. Hal ini yang menarik bagi kami untuk melakukan analisis mengenai kesalahan ketatabahasaan dalam surat kabar.Pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu mencari kesalahan kebahasaan khususnya kesalahan dalam bidang morfologi yang ada dalam salah satu artikel surat kabar. Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesalahan pada artikel dan memperbaiki kesalahan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menyimak dan mencatat.Hasil penelitian yang diperoleh dari analisis kesalahan pada artikel surat kabar adalah adanya kesalahan-kesalahan morfologis seperti penggunaan kata tidak baku, gejala afiksasi, penulisan kata depan yang disatukan dengan kata tugas, penggunaan kata sambung di awal kalimat dan penulisan huruf kapital tidak sesuai kaidahnya. Berdasarkan hasil analisis kesalahan pada artikel surat kabar, maka dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa kesalahan dalam artikel surat kabar tentang kebahasaan khususnya kesalahan dalam bidang morfologi. Oleh karena itu penulisan yang baik dan benar dalam surat kabar harus diperbaiki sehingga sesui dengan kaidah berbahasa Indonesia.
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Komunikasi bisa dilakukan melalui berbagai cara diantaranya komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan dilakukan secara langsung yaitu face to face, sedangkan komunikasi tulisan merupakan komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan orang lain.
Komunikasi tulisan membutuhkan media, diantaranya buku, surat kabar, komik, dan lain-lain. Penelitian ini difokuskan pada surat kabar, di mana surat kabar merupakan alat komunikasi tulisan yang banyak diminati dan selalu menghadirkan informasi terhangat.
Penulisan atau kebahasaan dalam surat kabar terkadang tidak sesuai dengan kaidah berbahasa, khususnya dalam morfologi atau ilmu mengenai bentuk kata. Hal ini yang menarik bagi kami untuk melakukan analisis mengenai kesalahan ketatabahasaan dalam surat kabar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kesalahan berbahasa bidang morfologi dalam artikel yang berjudul Sebulan Belajar di Lantai dan Kecewa Permohonan Perbaikan Kandas ?
2.      Bagaimana pembetulan terhadap kesalahan berbahasa bidang morfologi dalam artikel yang berjudul Sebulan Belajar di Lantai dan Kecewa Permohonan Perbaikan Kandas ?
C.     Tujuan Penelitian
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah morfologi.
2.      Untuk mengetahui kesalahan ketatabahasaan dalam artikel surat kabar.
3.      Untuk mengetahui perbaikan dari kesalahan yang ada dalam artikel surat kabar.
LANDASAN TEORI
A.    Bahasa Baku
Ragam bahasa baku bercirikan tiga sifat, yaitu memiliki kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap, bersifat kecendekiaan, dan penyeragaman kaidah ( dan bukan penyamaan ragam bahasa). Karena kemantapannya, maka bentuk perumus harus diikuti oleh perajin dan perusak .
Bahasa baku mendukung tiga fungsi yang bersifat pelambang (simbolis), yaitu fungsi pemersatu, fungsi pemberi kekhasan, fungsi pembawa kewibawaan, dan satu fungsi yang bersifat objektif, yaitu fungsi sebagai acuan.
B.     Awalan atau Prefiks
a.       Batasan Prefiks
Prefiks adalah suatu peristiwa pembentukan kata dengan jalan membubuhkan afiks pada awal kata bentuk dasar. Misal kata berkorban, sejumlah, dan lain sebagainya. Kata berkorban terdiri dari awalan ber- dan kata dasar korban. Dalam hubungan antara semua awalan dengan kata dasar disebut hubungan struktural. Karena semua unsur yang terdapat pada kata itu merupakan bagian-bagian yang lebih kecil untuk membentuk satu kesatuan.
b.      Macam-Macam Prefiks
ber-                              di-
me-                              ke-
pe-                               ter-
per-                              se-
C.     Akhiran atau Sufiks
a.     Batasan akhiran
Adalah suatu peristiwa pembentukan kata dengan jalan membubuhkan afiks pada akhir kata dasar.
b.    Macam-macam sufiks
Sufiks apabila ditinjau dari segi bentuk, maka dapat dibedakan menjadi : -an, -i, -kan, -nya.
D.    Gabungan atau konfiks
a.       Batasan konfiks
Adalah suatu proses pembentukan kata dengan jalan membubuhkan afiks yang berupa awalan dan akhiran sekaligus pada kata dasar yang mempunyai fungsi untuk membentuk suatu arti.
b.      Macam-macam konfiks
Per- an                   me-      per-     i
Pe- an                    di-        per-      i
di- kan                   di-        per-      kan
ber- kan                 me-      per-      kan
ber- an
E.     Reduplikasi
Reduplikasi merupakan peristiwa pembentukan kata melalui pengulangan bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak, baik bervariasi fonem maupun tidak dan dengan perubahan bunyi.
Ciri-ciri reduplilasi
1. Harus mempunyai bentuk kata dasar.
2. Harus berupa bentuk kata dasar yang diulang.
3. Harus mempunyai arti banyak atau intensitas.
4. Harus bisa membentu kata baru.
Proses pengulangan bentuk. Reduplikasi banyak ditemui pada bahasa-bahasa di Asia Tenggara. Khusus dalam bahasa Jawa reduplikasi memiliki sejumlah pola. Sebagai berikut :
a.       Dwilingga (pengulangan morfem asal), contoh : rumah-rumah.
b.      Dwilingga salin swara (pengulangan morfem asal dengan perubahan fonem), contoh : bpla-bali, wira-wiri.
c.       Dwipurwa ( pengulangan pada silabe pertama), contoh : lelaki.
d.      Dwiwasana (pengulangan pada bagian akhir), contoh : cengenges.
e.       Trilingga (  pengulangan morfem asal tiga kali), conoth : dag-dig-dug.
F.      Abreviasai
            Abreviasi adalah proses pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadilah bentuk baru yang berstatus kata.
Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak. Misalnya: FBS (Fakultas Bahasa dan Seni), KKN (Kuliah Kerja Nyata), DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), BSI (Bahasa dan Sastra Indonesia).
Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik bahasa Indonesia. Seperti : SIM (Surat Izin Mengemudi), UNMA (Universitas Majalengka), Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).
G.    Kata sambung atau conjuction
a.       Batasan Kata Sambung
Adalah kata-kata yang dipakai untuk menghubungkan antara kata dengan kata, kata dengan kalimat, kalimat dengan kalimat, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
b.      Pembagian Kata Sambung
1.      Menyatakan gabungan : dan, lagi, pula, serta.
2.      Menyatakan pertentangan : tetapi, akan tetapi.
3.      Menyatakan penguatan : melainkan, bahkan, malahan.
4.      Menyatakan pilihan : atau, maupun, baik, entah.
5.      Menyatakan perbandingan : seperti, sebagai, bagaikan.
6.      Menyatakan syarat : jika,andaikan, asalkan, sekiranya.
7.      Menyatakan tujuan : supaya,agar, untuk.
8.      Menyatakan sebab : sebab,karena.
H.    Kata Depan atau Preposition
a.       Batasan Kata Depan
Kata depan adalah kata yang tidak pernah mengalami perubahan bentuk dan tidak dapat berdiri sendiri sebagai subjek, predikat dan objek serta ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
b.      Pembagian Kata Depan
1.      Kata depan sejati : kata depan yang digunakan untuk menyatakan tempat. Misal di, ke, dari.
2.      Kata depan majemuk : gabungan dari kata depan sejati dengan kata lain. Biasanya kata depan ini menyatakan orang, nama orang, nama binatang, nama benda. Misalnya dari pada, kepada, di dalam.
3.      Kata yang merupakan bentuk gabungan atau berupa bentuk tunggal, misalnya akan, seperti, demi, dengan, untuk.
I.       Huruf Kapital
a.       Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
Dia membaca buku.
Apa maksudnya?
b.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya :
Adik bertanya, “ Kapan kita pulang?”
“ Kemarin kamu terlambat,” katanya.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam analisis ini mencakup lima hal, yaitu :
1.      Sasaran dan ancangan penelitian.
2.      Data dan sumber data.
3.      Metode pengumpulan data.
4.      Metode analisis data.
5.      Metode penyajian hasil analisis data.
Adapun teknik yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data yaitu dengan teknik simak dan catat, maksudnya adalah setiap data yang didapat disimak baik – baik kemudian dicatat kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi dan dicatat pula pembetulannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Analisis kesalahan berbahasa pada artikel surat kabar Sebulan Belajar di Lantai
1.      Judul              : Sebulan Belajar di Lantai
Kesalahan        : Ada kata sebulan, penggunaan kata yang tidak baku dalam sebuah judul artikel.
Pembetulan     : Satu Bulan Belajar di Lantai
2.      Judul kecil       : Guru Bingung Tanggapi Keluhan Siswa SDN Randegan Kulon 1
Kesalahan        : Ada kata bingung dan kata tanggapi, penggunaan kata dasar tanpa afiks yang kurang tepat atau ketidak terimaan dalam morfologi.
Pembetulan     : Guru Kebingungan Menanggapi Keluhan Siswa
3.      Paragraf ke-1   :
[...] saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun saat ini para siswa, mulai merasakan kejenuhan akibat ruangan yang sempit dan diisi puluhan siswa.
Kesalahan        :
-          Penempatan tanda baca koma yang tidak tepat.
-          Seharusnya penulisan kegiatan belajar mengajar, setiap huruf awalnya menggunakan huruf kapital.
Pembetulan     :
[...] saat melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Namun saat ini, para siswa mulai merasakan kejenuhan akibat ruangan yang sempit dan diisi puluhan siswa.
4.      Paragraf ke-2   :
“Siswa banyak mengeluh ruang belajar pengap sehingga mengganggu kelancaran proses belajar di kelas,”[...]
Kesalahan        :
-          Penggunaan kata berimbuhan mengeluh seharusnya ditambahkan akhiran –kan.
-          Tidak adanya kata hubung yang pada ruang belajar pengap.
Pembetulan     :
“Siswa banyak mengeluhkan ruang belajar yang pengap sehingga mengganggu kelancaran proses belajar di kelas,” [...]
5.      Paragraf ke-3   :
Selama ini gedung Madrasah Diniyah yang terpakai ada dua ruang kelas untuk kelas V dan kelas VI. Sedangkan kelas IV [...]
Kesalahan        :
-          Penggunaan prefiks yang kurang tepat pada kata terpakai, karena prefiks ter- menyatakan aspek spontanitas atau suatu perbuatan yang berlangsung tidak disengaja, gejala prefiks.
-          Kata hubung sedangkan seharusnya berada di tengah kalimat sebagai penghubung antara satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Pembetulan     :
Selama ini gedung Madrasah Diniyah yang dipakai ada dua ruang kelas untuk kelas V dan kelas VI, sedangkan kelas IV [...]
6.      Paragraf ke-4   :
“Akibatnya semangat belajar siswa menurun dan sangat berpengaruh kepada prestasi belajar siswa,[...]
Kesalahan        :
-          Ada kata sangat, penggunaan kata yang tidak baku.
-          Penggunaan kata hubung kepada yang tidak pada tempatnya.
Pembetulan     :
“Akibatnya semangat belajar siswa menurun dan berpengaruh sekali terhadap prestasi belajar siswa,[...]
7.      Paragraf ke-5   :
“Agar para siswa bisa belajar dengan tenang dan nyaman,” ungkapnya.
Kesalahan        : Ada kata agar, penggunaan kata yang tidak baku.
Pembetulan     : “Supaya para siswa bisa belajar dengan tenang dan nyaman,” ungkapnya.
8.      Paragraf ke-6   :
[...] diperbaiki pada pertengahan tahun 2011. Tapi Minggu (18/10) tiba-tiba ruangan kelas IV ambruk sekitar jam 13.00.
Kesalahan        : Kata hubung tapi seharusnya berada di tengah kalimat sebagai penghubung antara satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Pembetulan     :[...] diperbaiki pada pertengahan tahun 2011, tetapi tiba-tiba Minggu (18/10) ruangan kelas IV ambruk yaitu sekitar jam 13.00.
9.      Paragraf ke-7   :
“Barang-barang sarana belajar mengajarpun tak luput dari kerusakan, seperti bangku, meja, buku-buku cetak dan sarana lainnya yang berada didalam ruangan kelas IV,” jelas Arsad.
Kesalahan        :
-          Penempatan kata ulang yang tidak tepat.
-          Penulisan kata pun yang disatukan dengan kata mengajar
-          Ada kata tak, penggunaan kata tidak baku.
-          Penulisan kata depan di yang disatukan dengan kata dalam.
Pembetulan     :
“Sarana dan prasarana belajar mengajar pun tidak luput dari kerusakan, seperti bangku,meja, buku-buku cetak dan sarana lainnya yang berada di dalam ruangan kelas IV,” jelas Arsad.
10.  Paragraf ke-8   :
Dengan ambruknya ruang kelas, Sekolahnya kini membutuhkan empat ruang kelas.
Kesalahan        :
-          Pengunahan kata hubung dengan di awal paragraf.
-          Penulisan huruf s pada kata sekolahnya menggunakan huruf kapital.
-          Penggunaan sufiks –nya yang tidak sesuai fungsi.
Pembetulan     :
Akibat ambruknya ruang kelas, sekolah kini membutuhkan empat ruang kelas.
11.  Paragraf ke-9   :
Dia tidak tahu persis kenapa baru beberapa tahun direhab malah ambruk,[...]
Kesalahan        :
Terdapat kata persis, rehab dan malah. Penggunaan kata yang tidak baku.
Pembetulan     :
Dia tidak tahu secara pasti kenapa baru beberapa tahun diperbaiki sudah ambruk lagi,[..]
12.  Paragraf ke-10 :
“ Bagian temboknya saja yang pada mengelupas bukannya dibobok malah hanya ditambal,[...]
Kesalahan        :
-          Penggunaan kata hubung yang tidak tepat, seperti kata pada.
-          Ada kata saja, bukannya,dibobok, dan malah hanya, penggunaan kata yang tidak baku.
Pembetulan :
“Bagian temboknya yang mengelupas yang seharusnya dirobohkan hanya ditambal saja, [...]
B.     Analisis kesalahan pada artikel Kecewa Permohonan Perbaikan Kandas
1.      Judul               : Kecewa Permohonan Perbaikan Kandas
2.      Paragraf ke-1   :
Sudah cukup lama masyarakat desa Jatiraga Kecamatan Jatitujuh mengeluhkan kondisi jalan desa, yang rusak tanpa mendapat perbaikan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka.
Kesalahan        :
-          Penulisan huruf awal pada kata desa menggunakan huruf kecil.
-          Pemborosan kata, yaitu sudah cukup lama.
-          Gejalan konfiks, yaitu kata mendapat seharusnya ditambah akhiran –kan.
Pembetulan     :
Sudah lama masyarakat Desa Jatiraga Kecamatan Jatitujuh mengeluhkan kondisi jalan desa, yang rusak tanpa mendapatkan perbaikan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka.
3.      Paragraf ke-2   :
“Hal ini terbukti beberapa kali keluhan tentang rusaknya jalan desa sampai saat ini tidak diperhatikan Pemkab Majalengka. Padahal sejumlah infrastruktur lain [...]
Kesalahan        :
Kata hubung padahal seharusnya berada di tengah kalimat sebagai penghubung antara satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Pembetulan     :
“Hal ini terbukti beberapa kali keluhan tentang rusaknya jalan desa sampai saat ini tidak diperhatikan Pemkab Majalengka, padahal sejumlah infrastruktur lain [...]
4.      Paragraf ke-3   :
Terkait keluhan masyarakatnya, Kepala Desa Jatiraga Carsidik membenarkan jika masyarakat di wilayahnya merindukan jalan desa yang rusak parah segera mendapat perbaikan dari instansi terkait.
Kesalahan        :
-          Penggunaan kata hubung jika yang tidak pada tempatnya.
-          Penggunaan kata merindukan yang tidak tepat.
Pembetulan     :
Terkait keluhan masyarakatnya, Kepala Desa Jatiraga Carsidik membenarkan bahwa masyarakat di wilayahnya mengharapkan jalan desa yang rusak parah segera mendapat perbaikan dari instansi terkait.
5.      Paragraf ke-4   :
“Sebelum kabar gembira sempat datang, karena Dinas BMCK beberapa bulan yang lalu mengatakan jalan desa akan segera dihotmix tahun ini. Namun tidak berbuah hasil. [...]
Kesalahan        :
-          Penggunaan kata sempat yang sebenarnya tidak harus ada.
-          Penggunaan kata hubung karena yang tidak tepat.
-          Kata hubung namun seharusnya berada di tengah kalimat.
Pembetulan     :
“Sebelum kabar gembira datang, ketika Dinas BMCK beberapa bulan yang lalu mengatakan jalan desa akan segera dihotmix tahun ini, namun tidak berbuah hasil.
6.      Paragraf ke-6   :
“Alhamdulillah pengerjaan Perngaspalan sudah bisa dimulai sesuai dana desa yang sudah cair. Dalam pelaksanaannya kami menunjuk TPK. Untuk ruas jalan desa rencananya akan dihotmix dan menjadi target dalam program kinerja kedepan.
Kesalahan        :
-          Penulisan yang salah pada kata perngaspalan dan menggunakan huruf kapital.
-          Penulisan kata hubung dalam, untuk di awal kalimat.
-          Penulisan kata depan ke yang disatukan.
Pembetulan     :
“Alhamdulillah pengerjaan pengaspalan sudah bisa dimulai sesuai dana desa yang sudah cair, dalam pelaksanaannya kami menunjuk TPK, untuk ruas jalan desa rencananya akan dihotmix dan menjadi target dalam program kinerja ke depan.
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa kesalahan dalam artikel surat kabar tentang kebahasaan khususnya kesalahan dalam bidang morfologi. Oleh karena itu penulisan yang baik dan benar dalam surat kabar harus diperbaiki sehingga sesuia dengan kaidah berbahasa Indonesia.
B.     Saran
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih lengkap mengenai pembahasan analisis kesalahan berbahasa, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang.
Di sini kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan laporan selanjutnya sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Falah, M. Zainal. 1996. Tatabahasa Indonesia. Yogyakarta: CV. Karyono.
Gus. 2015. “ Sebulan Belajar di Lantai”. Radar Majalengka, 20 November 2015.
Kurniawan, Irwan. 2015. EYD Ejaan yang Disempurnakan. Bandung: Nuansa Cendikia.
Muslich, Masnur. 2010. Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
Ono. 2015. “ Kecewa Permohonan Perbaikan Kandas”. Radar Majalengka, 20 November 2015.


1 komentar: