JUDUL :ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM
BIDANG MORFOLOGI PADA ARTIKEL YANG BERJUDUL SEBULAN BELAJAR DI LANTAI DAN
KECEWA PERMOHONAN PERBAIKAN KANDAS DALAM RADAR MAJALENGKA
ABSTRAK
Penelitian
ini bejudul “Analisis Kesalahan Pada Artikel Surat Kabar”. Adapun yang menjadi
latar belakang penelitian ini yaitu, bahasa merupakan alat komunikasi bagi
manusia. Komunikasi bisa dilakukan melalui berbagai cara diantaranya komunikasi
lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi tulisan membutuhkan media, diantaranya
buku, surat kabar, komik, dan lain-lain. Penelitian ini difokuskan pada surat
kabar, di mana surat kabar merupakan alat komunikasi tulisan yang banyak
diminati. Penulisan atau kebahasaan dalam surat kabar terkadang tidak sesuai
dengan kaidah berbahasa, khususnya dalam morfologi atau ilmu mengenai bentuk
kata. Hal ini yang menarik bagi kami untuk melakukan analisis mengenai
kesalahan ketatabahasaan dalam surat kabar.Pokok permasalahan dalam penelitian
ini yaitu mencari kesalahan kebahasaan khususnya kesalahan dalam bidang
morfologi yang ada dalam salah satu artikel surat kabar. Adapun tujuan
penelitian ini adalah menganalisis kesalahan pada artikel dan memperbaiki
kesalahan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menyimak
dan mencatat.Hasil penelitian yang diperoleh dari analisis kesalahan pada
artikel surat kabar adalah adanya kesalahan-kesalahan morfologis seperti
penggunaan kata tidak baku, gejala afiksasi, penulisan kata depan yang
disatukan dengan kata tugas, penggunaan kata sambung di awal kalimat dan
penulisan huruf kapital tidak sesuai kaidahnya. Berdasarkan hasil analisis
kesalahan pada artikel surat kabar, maka dapat disimpulkan bahwa masih ada
beberapa kesalahan dalam artikel surat kabar tentang kebahasaan khususnya
kesalahan dalam bidang morfologi. Oleh karena itu penulisan yang baik dan benar
dalam surat kabar harus diperbaiki sehingga sesui dengan kaidah berbahasa
Indonesia.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa
merupakan alat komunikasi bagi manusia. Komunikasi bisa dilakukan melalui
berbagai cara diantaranya komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi
lisan dilakukan secara langsung yaitu face
to face, sedangkan komunikasi tulisan merupakan komunikasi yang dilakukan
secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan orang lain.
Komunikasi
tulisan membutuhkan media, diantaranya buku, surat kabar, komik, dan lain-lain.
Penelitian ini difokuskan pada surat kabar, di mana surat kabar merupakan alat
komunikasi tulisan yang banyak diminati dan selalu menghadirkan informasi
terhangat.
Penulisan
atau kebahasaan dalam surat kabar terkadang tidak sesuai dengan kaidah
berbahasa, khususnya dalam morfologi atau ilmu mengenai bentuk kata. Hal ini
yang menarik bagi kami untuk melakukan analisis mengenai kesalahan
ketatabahasaan dalam surat kabar.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
kesalahan berbahasa bidang morfologi dalam artikel yang berjudul Sebulan
Belajar di Lantai dan Kecewa Permohonan Perbaikan Kandas ?
2. Bagaimana
pembetulan terhadap kesalahan berbahasa bidang morfologi dalam artikel yang
berjudul Sebulan Belajar di Lantai dan Kecewa Permohonan Perbaikan Kandas ?
C.
Tujuan Penelitian
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah morfologi.
2. Untuk
mengetahui kesalahan ketatabahasaan dalam artikel surat kabar.
3. Untuk
mengetahui perbaikan dari kesalahan yang ada dalam artikel surat kabar.
LANDASAN
TEORI
A.
Bahasa Baku
Ragam
bahasa baku bercirikan tiga sifat, yaitu memiliki kemantapan dinamis, yang
berupa kaidah dan aturan yang tetap, bersifat kecendekiaan, dan penyeragaman
kaidah ( dan bukan penyamaan ragam bahasa). Karena kemantapannya, maka bentuk
perumus harus diikuti oleh perajin dan perusak .
Bahasa
baku mendukung tiga fungsi yang bersifat pelambang (simbolis), yaitu fungsi
pemersatu, fungsi pemberi kekhasan, fungsi pembawa kewibawaan, dan satu fungsi
yang bersifat objektif, yaitu fungsi sebagai acuan.
B.
Awalan atau Prefiks
a. Batasan
Prefiks
Prefiks
adalah suatu peristiwa pembentukan kata dengan jalan membubuhkan afiks pada
awal kata bentuk dasar. Misal kata berkorban, sejumlah, dan lain sebagainya.
Kata berkorban terdiri dari awalan ber- dan kata dasar korban. Dalam hubungan
antara semua awalan dengan kata dasar disebut hubungan struktural. Karena semua
unsur yang terdapat pada kata itu merupakan bagian-bagian yang lebih kecil
untuk membentuk satu kesatuan.
b. Macam-Macam
Prefiks
ber- di-
me- ke-
pe- ter-
per- se-
C.
Akhiran atau Sufiks
a. Batasan
akhiran
Adalah suatu peristiwa
pembentukan kata dengan jalan membubuhkan afiks pada akhir kata dasar.
b. Macam-macam
sufiks
Sufiks apabila ditinjau
dari segi bentuk, maka dapat dibedakan menjadi : -an, -i, -kan, -nya.
D.
Gabungan atau konfiks
a. Batasan
konfiks
Adalah suatu proses pembentukan kata
dengan jalan membubuhkan afiks yang berupa awalan dan akhiran sekaligus pada
kata dasar yang mempunyai fungsi untuk membentuk suatu arti.
b. Macam-macam
konfiks
Per- an me- per- i
Pe- an di-
per- i
di- kan di-
per- kan
ber- kan me- per- kan
ber- an
E.
Reduplikasi
Reduplikasi merupakan
peristiwa pembentukan kata melalui pengulangan bentuk dasar, baik seluruhnya
maupun sebagian, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak, baik bervariasi
fonem maupun tidak dan dengan perubahan bunyi.
Ciri-ciri
reduplilasi
1.
Harus mempunyai bentuk kata dasar.
2.
Harus berupa bentuk kata dasar yang diulang.
3.
Harus mempunyai arti banyak atau intensitas.
4.
Harus bisa membentu kata baru.
Proses
pengulangan bentuk. Reduplikasi banyak ditemui pada bahasa-bahasa di Asia
Tenggara. Khusus dalam bahasa Jawa reduplikasi memiliki sejumlah pola. Sebagai
berikut :
a. Dwilingga
(pengulangan morfem asal), contoh : rumah-rumah.
b. Dwilingga
salin swara (pengulangan morfem asal dengan perubahan fonem), contoh :
bpla-bali, wira-wiri.
c. Dwipurwa
( pengulangan pada silabe pertama), contoh : lelaki.
d. Dwiwasana
(pengulangan pada bagian akhir), contoh : cengenges.
e. Trilingga
( pengulangan morfem asal tiga kali),
conoth : dag-dig-dug.
F. Abreviasai
Abreviasi adalah proses pemenggalan
satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadilah
bentuk baru yang berstatus kata.
Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan
yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf maupun
yang tidak. Misalnya: FBS (Fakultas Bahasa dan Seni), KKN (Kuliah Kerja
Nyata), DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), BSI (Bahasa dan Sastra Indonesia).
Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan
huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai
sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik bahasa Indonesia.
Seperti : SIM (Surat Izin Mengemudi), UNMA (Universitas Majalengka),
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).
G.
Kata sambung atau conjuction
a. Batasan
Kata Sambung
Adalah kata-kata yang dipakai untuk
menghubungkan antara kata dengan kata, kata dengan kalimat, kalimat dengan
kalimat, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
b. Pembagian
Kata Sambung
1. Menyatakan
gabungan : dan, lagi, pula, serta.
2. Menyatakan
pertentangan : tetapi, akan tetapi.
3. Menyatakan
penguatan : melainkan, bahkan, malahan.
4. Menyatakan
pilihan : atau, maupun, baik, entah.
5. Menyatakan
perbandingan : seperti, sebagai, bagaikan.
6. Menyatakan
syarat : jika,andaikan, asalkan, sekiranya.
7. Menyatakan
tujuan : supaya,agar, untuk.
8. Menyatakan
sebab : sebab,karena.
H.
Kata Depan atau Preposition
a. Batasan
Kata Depan
Kata depan adalah kata yang tidak pernah
mengalami perubahan bentuk dan tidak dapat berdiri sendiri sebagai subjek,
predikat dan objek serta ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
b. Pembagian
Kata Depan
1. Kata
depan sejati : kata depan yang digunakan untuk menyatakan tempat. Misal di, ke,
dari.
2. Kata
depan majemuk : gabungan dari kata depan sejati dengan kata lain. Biasanya kata
depan ini menyatakan orang, nama orang, nama binatang, nama benda. Misalnya
dari pada, kepada, di dalam.
3. Kata
yang merupakan bentuk gabungan atau berupa bentuk tunggal, misalnya akan, seperti,
demi, dengan, untuk.
I.
Huruf Kapital
a. Huruf
kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
Dia membaca buku.
Apa maksudnya?
b. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya :
Adik bertanya, “ Kapan kita pulang?”
“ Kemarin kamu terlambat,” katanya.
METODE
PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
analisis ini mencakup lima hal, yaitu :
1. Sasaran
dan ancangan penelitian.
2.
Data dan sumber data.
3.
Metode pengumpulan data.
4.
Metode analisis data.
5.
Metode penyajian hasil analisis data.
Adapun
teknik yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data yaitu dengan teknik
simak dan catat, maksudnya adalah setiap data yang didapat disimak baik – baik
kemudian dicatat kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi dan dicatat pula
pembetulannya.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Analisis
kesalahan berbahasa pada artikel surat kabar Sebulan Belajar di Lantai
1.
Judul
: Sebulan Belajar di Lantai
Kesalahan : Ada kata sebulan, penggunaan kata yang
tidak baku dalam sebuah judul artikel.
Pembetulan : Satu Bulan Belajar di Lantai
2.
Judul kecil : Guru Bingung Tanggapi Keluhan Siswa SDN Randegan Kulon 1
Kesalahan : Ada kata bingung dan kata tanggapi,
penggunaan kata dasar tanpa afiks yang kurang tepat atau ketidak terimaan dalam
morfologi.
Pembetulan : Guru Kebingungan Menanggapi Keluhan Siswa
3.
Paragraf ke-1 :
[...]
saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun saat ini para siswa,
mulai merasakan kejenuhan akibat ruangan yang sempit dan diisi puluhan siswa.
Kesalahan :
-
Penempatan tanda baca koma yang tidak
tepat.
-
Seharusnya penulisan kegiatan belajar
mengajar, setiap huruf awalnya menggunakan huruf kapital.
Pembetulan
:
[...]
saat melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Namun saat ini, para siswa
mulai merasakan kejenuhan akibat ruangan yang sempit dan diisi puluhan siswa.
4.
Paragraf ke-2 :
“Siswa
banyak mengeluh ruang belajar pengap sehingga mengganggu kelancaran proses
belajar di kelas,”[...]
Kesalahan
:
-
Penggunaan kata berimbuhan mengeluh
seharusnya ditambahkan akhiran –kan.
-
Tidak adanya kata hubung yang pada ruang
belajar pengap.
Pembetulan
:
“Siswa
banyak mengeluhkan ruang belajar yang pengap sehingga mengganggu kelancaran
proses belajar di kelas,” [...]
5.
Paragraf ke-3 :
Selama
ini gedung Madrasah Diniyah yang terpakai ada dua ruang kelas untuk kelas V dan
kelas VI. Sedangkan kelas IV [...]
Kesalahan :
-
Penggunaan prefiks yang kurang tepat
pada kata terpakai, karena prefiks ter- menyatakan aspek spontanitas atau suatu
perbuatan yang berlangsung tidak disengaja, gejala prefiks.
-
Kata hubung sedangkan seharusnya berada
di tengah kalimat sebagai penghubung antara satu kalimat dengan kalimat
lainnya.
Pembetulan
:
Selama
ini gedung Madrasah Diniyah yang dipakai ada dua ruang kelas untuk kelas V dan
kelas VI, sedangkan kelas IV [...]
6.
Paragraf ke-4 :
“Akibatnya
semangat belajar siswa menurun dan sangat berpengaruh kepada prestasi belajar
siswa,[...]
Kesalahan :
-
Ada kata sangat, penggunaan kata yang
tidak baku.
-
Penggunaan kata hubung kepada yang tidak
pada tempatnya.
Pembetulan
:
“Akibatnya
semangat belajar siswa menurun dan berpengaruh sekali terhadap prestasi belajar
siswa,[...]
7.
Paragraf ke-5 :
“Agar
para siswa bisa belajar dengan tenang dan nyaman,” ungkapnya.
Kesalahan : Ada kata agar, penggunaan kata yang
tidak baku.
Pembetulan : “Supaya para siswa bisa belajar dengan
tenang dan nyaman,” ungkapnya.
8.
Paragraf ke-6 :
[...]
diperbaiki pada pertengahan tahun 2011. Tapi Minggu (18/10) tiba-tiba ruangan
kelas IV ambruk sekitar jam 13.00.
Kesalahan : Kata hubung tapi seharusnya berada di
tengah kalimat sebagai penghubung antara satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Pembetulan :[...] diperbaiki pada pertengahan tahun
2011, tetapi tiba-tiba Minggu (18/10) ruangan kelas IV ambruk yaitu sekitar jam
13.00.
9.
Paragraf ke-7 :
“Barang-barang
sarana belajar mengajarpun tak luput dari kerusakan, seperti bangku, meja,
buku-buku cetak dan sarana lainnya yang berada didalam ruangan kelas IV,” jelas
Arsad.
Kesalahan :
-
Penempatan kata ulang yang tidak tepat.
-
Penulisan kata pun yang disatukan dengan
kata mengajar
-
Ada kata tak, penggunaan kata tidak
baku.
-
Penulisan kata depan di yang disatukan
dengan kata dalam.
Pembetulan :
“Sarana
dan prasarana belajar mengajar pun tidak luput dari kerusakan, seperti bangku,meja,
buku-buku cetak dan sarana lainnya yang berada di dalam ruangan kelas IV,”
jelas Arsad.
10.
Paragraf ke-8 :
Dengan
ambruknya ruang kelas, Sekolahnya kini membutuhkan empat ruang kelas.
Kesalahan :
-
Pengunahan kata hubung dengan di awal
paragraf.
-
Penulisan huruf s pada kata sekolahnya
menggunakan huruf kapital.
-
Penggunaan sufiks –nya yang tidak sesuai
fungsi.
Pembetulan
:
Akibat
ambruknya ruang kelas, sekolah kini membutuhkan empat ruang kelas.
11.
Paragraf ke-9 :
Dia
tidak tahu persis kenapa baru beberapa tahun direhab malah ambruk,[...]
Kesalahan :
Terdapat
kata persis, rehab dan malah. Penggunaan kata yang tidak baku.
Pembetulan
:
Dia
tidak tahu secara pasti kenapa baru beberapa tahun diperbaiki sudah ambruk
lagi,[..]
12.
Paragraf ke-10 :
“
Bagian temboknya saja yang pada mengelupas bukannya dibobok malah hanya
ditambal,[...]
Kesalahan :
-
Penggunaan kata hubung yang tidak tepat,
seperti kata pada.
-
Ada kata saja, bukannya,dibobok, dan
malah hanya, penggunaan kata yang tidak baku.
Pembetulan
:
“Bagian
temboknya yang mengelupas yang seharusnya dirobohkan hanya ditambal saja, [...]
B. Analisis
kesalahan pada artikel Kecewa Permohonan Perbaikan Kandas
1.
Judul :
Kecewa Permohonan Perbaikan Kandas
2.
Paragraf ke-1 :
Sudah
cukup lama masyarakat desa Jatiraga Kecamatan Jatitujuh mengeluhkan kondisi
jalan desa, yang rusak tanpa mendapat perbaikan dari Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Majalengka.
Kesalahan :
-
Penulisan huruf awal pada kata desa
menggunakan huruf kecil.
-
Pemborosan kata, yaitu sudah cukup lama.
-
Gejalan konfiks, yaitu kata mendapat
seharusnya ditambah akhiran –kan.
Pembetulan :
Sudah
lama masyarakat Desa Jatiraga Kecamatan Jatitujuh mengeluhkan kondisi jalan
desa, yang rusak tanpa mendapatkan perbaikan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Majalengka.
3.
Paragraf ke-2 :
“Hal
ini terbukti beberapa kali keluhan tentang rusaknya jalan desa sampai saat ini
tidak diperhatikan Pemkab Majalengka. Padahal sejumlah infrastruktur lain [...]
Kesalahan :
Kata
hubung padahal seharusnya berada di tengah kalimat sebagai penghubung antara
satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Pembetulan :
“Hal
ini terbukti beberapa kali keluhan tentang rusaknya jalan desa sampai saat ini
tidak diperhatikan Pemkab Majalengka, padahal sejumlah infrastruktur lain [...]
4.
Paragraf ke-3 :
Terkait
keluhan masyarakatnya, Kepala Desa Jatiraga Carsidik membenarkan jika
masyarakat di wilayahnya merindukan jalan desa yang rusak parah segera mendapat
perbaikan dari instansi terkait.
Kesalahan :
-
Penggunaan kata hubung jika yang tidak
pada tempatnya.
-
Penggunaan kata merindukan yang tidak
tepat.
Pembetulan :
Terkait
keluhan masyarakatnya, Kepala Desa Jatiraga Carsidik membenarkan bahwa
masyarakat di wilayahnya mengharapkan jalan desa yang rusak parah segera
mendapat perbaikan dari instansi terkait.
5.
Paragraf ke-4 :
“Sebelum
kabar gembira sempat datang, karena Dinas BMCK beberapa bulan yang lalu
mengatakan jalan desa akan segera dihotmix tahun ini. Namun tidak berbuah
hasil. [...]
Kesalahan :
-
Penggunaan kata sempat yang sebenarnya
tidak harus ada.
-
Penggunaan kata hubung karena yang tidak
tepat.
-
Kata hubung namun seharusnya berada di
tengah kalimat.
Pembetulan :
“Sebelum
kabar gembira datang, ketika Dinas BMCK beberapa bulan yang lalu mengatakan
jalan desa akan segera dihotmix tahun ini, namun tidak berbuah hasil.
6.
Paragraf ke-6 :
“Alhamdulillah
pengerjaan Perngaspalan sudah bisa dimulai sesuai dana desa yang sudah cair.
Dalam pelaksanaannya kami menunjuk TPK. Untuk ruas jalan desa rencananya akan
dihotmix dan menjadi target dalam program kinerja kedepan.
Kesalahan
:
-
Penulisan yang salah pada kata
perngaspalan dan menggunakan huruf kapital.
-
Penulisan kata hubung dalam, untuk di
awal kalimat.
-
Penulisan kata depan ke yang disatukan.
Pembetulan :
“Alhamdulillah
pengerjaan pengaspalan sudah bisa dimulai sesuai dana desa yang sudah cair,
dalam pelaksanaannya kami menunjuk TPK, untuk ruas jalan desa rencananya akan
dihotmix dan menjadi target dalam program kinerja ke depan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisis, maka dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa kesalahan dalam artikel
surat kabar tentang kebahasaan khususnya kesalahan dalam bidang morfologi. Oleh
karena itu penulisan yang baik dan benar dalam surat kabar harus diperbaiki
sehingga sesuia dengan kaidah berbahasa Indonesia.
B. Saran
Untuk mengetahui lebih
jauh dan lebih lengkap mengenai pembahasan analisis kesalahan berbahasa,
pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang.
Di sini kami menyadari
bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan laporan selanjutnya
sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Falah, M. Zainal. 1996.
Tatabahasa Indonesia. Yogyakarta: CV.
Karyono.
Gus. 2015. “ Sebulan
Belajar di Lantai”. Radar Majalengka, 20 November 2015.
Kurniawan,
Irwan. 2015. EYD Ejaan yang Disempurnakan.
Bandung: Nuansa Cendikia.
Muslich,
Masnur. 2010. Garis-Garis Besar
Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
Ono.
2015. “ Kecewa Permohonan Perbaikan Kandas”. Radar Majalengka, 20 November
2015.
bisa lampirkan artikelnya gk?
BalasHapus