JUDUL :ANALISIS MATERI MORFOLOGI DALAM
BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS IX SLTP KURIKULUM KTSP DAN PERBANDINGANNYA
DENGAN MATERI MORFOLOGI MENURUT PENDAPAT ABDUL CHAER DAN IRWAN KURNIAWAN
ABSTRAK
Dewi Robiatul Adawiyah. 15.03.1.0009.
Latar belakang dari laporan penelitian ini morfologi adalah “ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk
kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu,baik fungsi gramatikal
maupun fungsi semantik” .Sebagai ilmu
bahasa yang mempelajari proses pembentukan kata, maka morfologi hendaknya
dipelajari oleh semua lapisan masyarakat untuk mengatasi kesalahan-kesalahan
dalam penuturan. Morfologi dalam pembelajaran di sekolah tidak secara khusus
terdapat dalam mata pelajaran morfologi. Namun pembelajaran morfologi terdapat
atau diselipkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pengkajian morfologi di
sekolah tidak begitu rinci karena hanya
berupa gambaran dan penjelasan secara umum. Dalam makalah ini, fenomena itulah
yang menarik bagi saya untuk melakukan pengkajian morfologi di sekolah kemudian
membandingkannya dengan kajian morfologi di perkuguan tinggi. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran morfologi bidang akronim
dan singkatan di sekolah. Mengetahui dan
memahami perbandingan pembelajaran morfologi di sekolah dan di perguruan tinggi
berdasarkan pendapat para ahli. Metode yang digunakan dalam analisis ini
mencakup lima hal, yaitu sasaran dan ancangan penelitian, data dan sumber data,
metode pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian hasil
analisis data. Berdasarkan hasil analisis pada buku ajar Bahasa Indonesia kelas
IX dan membandingkannya dengan kajian morfologi diperguruan tinggi maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat beberapa perbedaan seperti penggunaan bahasa lebih
mudah dipahami dan sebagainya.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa
merupakan alat komunikasi bagi manusia. Salah satu bidang pengkajian bahasa
yang cukup menarik adalah bidang tata bentukan atau morfologi. Arti morfologi
secara etimologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi
yang berarti ‘ilmu’. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti ‘ilmu mengenai
bentuk’. Menurut Ramlan (1987:21) Morfologi adalah “ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk
kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu,baik fungsi gramatikal
maupun fungsi semantik” .
Sebagai
ilmu bahasa yang mempelajari proses pembentukan kata, maka morfologi hendaknya
dipelajari oleh semua lapisan masyarakat untuk mengatasi kesalahan-kesalahan
dalam penuturan. Morfologi dalam pembelajaran di sekolah tidak secara khusus
terdapat dalam mata pelajaran morfologi. Namun pembelajaran morfologi terdapat
atau diselipkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pengkajian morfologi di
sekolah tidak begitu rinci karena hanya
berupa gambaran dan penjelasan secara umum.
Dalam
makalah ini, fenomena itulah yang menarik bagi saya untuk melakukan pengkajian
morfologi di sekolah kemudian membandingkannya dengan kajian morfologi di
perguruan tinggi.
B.
Rumusan Masalah Penelititan
1.
Bagaimanakah devinisi singkatan dan
akronim menurut Buku Ajar Bahasa Indonesia SLTP Kelas IX kurikulum KTSP?
2.
Bagaimanakah devinisi singkatan dan
akronim menurut Abdul Chaer dan Irwan Kurniawan?
3.
Bagaimana perbedaan yang terdapat dalam
Buku Ajar Bahasa Indonesia SLTP Kelas IX kurikulum KTSP dan menurut Abdul Chaer dan Irwan
Kurniawan?
- Tujuan Penelitian
1.
Menjelaskan devinisi singkatan dan
akronim menurut Buku Ajar Bahasa
Indonesia SLTP Kelas IX kurikulum KTSP.
2.
Menjelaskan devinisi singkatan dan
akronim menurut Abdul Chaer dan Irwan Kurniawan.
3.
Menjelaskan perbedaan yang terdapat
dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia SLTP Kelas IX kurikulum KTSP dan menurut Abdul Chaer dan Irwan Kurniawan.
LANDASAN TEORI
A.
Akronimisasi
Menurut
Chaer ( 2008:236 ) akrominisasi adalah proses pembentukan sebuah kata dengan
cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah kontruksi lebih
dari sebuah kata. Proses ini menghasilkan sebuah kata yang disebut akronim.
Jadi, sebetulnya akronim adalah juga sebuah singkatan, namun yang “diperlukan”
sebagai sebuah kata atau sebuah butir leksikal. Misalnya kata pilkada yang
berasal dari pemilihan kepala daerah, kata jabotabek yang berasal dari Jakarta,
Bogor, Tanggerang dan Bekasi dan kata balita yang berasal dari bawah lima
tahun.
Cara-cara
pembentukan akronim :
1.
Pengambilan huruf-huruf (fonem-fonem)
pertama dari kata-kata yang membentuk konsep itu. Misalnya :
-
IKIP :
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
-
IDI : Ikatan Dokter Indonesia
-
ABRI :
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
-
ASRI :
Akademi Seni Rupa Indonesia
-
IPSI :
Ikatan Pencak Silat Indonesia
Kata-kata
seperti IKIP, IDI, ABRI, ASRI, IPSI lazim diucapkan dan dituliskan sebagai
sebuah kata berbeda dengan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang masih tetap
dilafalkan dan dituliskan sebagai singkatan.
2.
Pengambilan suku kata pertama dari semua
kata yang membentuk konsep itu. Misalnya :
-
rukan :
rumah kantor
-
orpol :
organisasi politik
-
pujasera :
pusat jajanan serba ada
3.
Pengambilan suku kata pertama ditambah
dengan huruf pertama dari suku kata kedua dari setiap kata yang membentuk
konsep itu. Misalnya :
warteg : warung tegal
depkes : departemen kesehatan
kalbar : kalimantan barat
4.
Pengambilan suku kata yang dominan dari
setiap kata yang mewadahi konsep itu. Misalnya :
tilang : bukti pelanggaran
bintal : pembinaan mental
danton : komandan peleton
5.
Pengambilan suku kata tertentu disertai
dengan modifikasi yang tampaknya tidak beraturan, namun msih memperhatikan
“keindahan” bunyi. Misalnya :
pilkada : pemilihan kepala
daerah
organda : organisasi angkutan darat
kloter : kelompok terbang
6.
Pengambilan unsur-unsur kata yang
mewadahi konsep itu, tetapi sukar disebutkan keteraturannya termasuk diseni.
Misalnya :
sinetron : sinema elektronik
insert : informasi selebriti
satpam : satuan pengamanan
B.
Singkatan
Menurut
Kurniawan ( 2015:49) Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu
huruf atau lebih.
1. Singkatan
nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
Misalnya :
A.H. Nasution = Abdul Haris Nasution
H. Hamid = Haji Hamid
W.R. Supratman = Wage Rudolf Supratman
M.B.A.
= master of business administration
Bpk.
= Bapak
2.
Singkatan nama resmi lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan, atau organisasi, serta nama dokumen resmi
yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
DPR =
Dewan Perwakilan Rakyat
PBB =
Perserikatan Bangsa-Bangsa
PT =
perseroan terbatas
KTP =
kartu tanda penduduk
3. a.
Singakatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik. Misalnya
:
jml.
= jumlah
kpd. =
kepada
tgl. =
tanggal
b. Singkatan gabungan kata yang terdiri
atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik. Misalnya :
dll.
= dan lain-lain
dsb. =
dan sebagainya
sda. =
sama dengan atas
Yth.
= Yang terhormat
4. Singkatan
gabungan kata yang terdiri atas dua huruf ( lazim digunakan dalam surat
menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya :
a.n. =
atas nama
d.a. =
dengan alamat
u.b.
= untuk beliau
5. Lambang
kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti
tanda titik. Misalnya :
cm
= sentimeter
kg =
kilogram
Rp =
rupiah
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan
dalam analisis ini mencakup lima hal, yaitu :
1. Sasaran
dan ancangan penelitian.
2.
Data dan sumber data.
3.
Metode pengumpulan data.
4.
Metode analisis data.
5.
Metode penyajian hasil analisis data.
Adapun
teknik yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data yaitu dengan teknik
simak dan catat, maksudnya adalah setiap data yang didapat disimak baik – baik
kemudian dicatat perbedaan pengertian dan
penjelasan bidang morfologi menurut para ahli dan pelajaran morfologi di
sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Singkatan dan Akronim dalam Buku Kelas
IX
1.
Singkatan
Menurut
Alikah (2008:107) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas
satu huruf atau lebih. Singkatan terbagi atas empat hal berikut ini.
a. Singkatan
nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik.
Contoh :
Rendi H. = Rendi Hartadji
Drs. Suwito = Doktorandus Suwito
b. Singkatan
nama resmi pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital
dan tidak diikuti dengan titik.
Contoh :
BTN =
Bank Tabungan Negara
PPN =
Pajak Pertambahan Nilai
c. Singkatan
umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Contoh :
hlm. 25
= halaman 25
dll. =
dan lain-lain
d. Lambang
kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang yang tidak
diikuti tanda titik.
Contoh :
Rp 800 miliar = (delapan ratus miliar) rupiah
kg =
kilogram
2.
Akronim
Menurut
Alikah (2008:108) akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,
gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret yang
diperlukan sebagai kata. Akronim terdiri atas 3 (tiga) hal berikut ini.
a. Akronim
nama diri yang berupa gabungan huruf awal dai deret kata ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital.
Contoh :
SIM : Surat Izin Mengemudi
IKIP : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
b. Akronim
nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Contoh :
Akabri = Akademi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia
Kowani = Kongres Wanita Indonesia
c. Akronim
yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, atau pun gabungan
huruf dan suku kata atau pun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh :
rusuna = rumah susun sederhana
humas = hubungan masyarakat
B.
Singkatan dan Akronim Menurut Abdul
Chaer
1. Akronimisasi
Menurut
Chaer (2008:236) akrominisasi adalah proses pembentukan sebuah kata dengan cara
menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah kontruksi lebih dari
sebuah kata. Proses ini menghasilkan sebuah kata yang disebut akronim. Jadi,
sebetulnya akronim adalah juga sebuah singkatan, namun yang “diperlukan”
sebagai sebuah kata atau sebuah butir leksikal. Misalnya kata pilkada yang
berasal dari pemilihan kepala daerah, kata jabotabek yang berasal dari Jakarta,
Bogor, Tanggerang dan Bekasi dan kata balita yang berasal dari bawah lima
tahun.
Cara-cara
pembentukan akronim :
1.
Pengambilan huruf-huruf (fonem-fonem)
pertama dari kata-kata yang membentuk konsep itu. Misalnya :
-
IKIP :
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
-
IDI : Ikatan Dokter Indonesia
-
ABRI :
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
-
ASRI :
Akademi Seni Rupa Indonesia
-
IPSI :
Ikatan Pencak Silat Indonesia
Kata-kata
seperti IKIP, IDI, ABRI, ASRI, IPSI lazim diucapkan dan dituliskan sebagai sebuah
kata berbeda dengan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang masih tetap dilafalkan dan
dituliskan sebagai singkatan.
2.
Pengambilan suku kata pertama dari semua
kata yang membentuk konsep itu. Misalnya :
-
rukan :
rumah kantor
-
orpol :
organisasi politik
-
pujasera :
pusat jajanan serba ada
3.
Pengambilan suku kata pertama ditambah
dengan huruf pertama dari suku kata kedua dari setiap kata yang membentuk
konsep itu. Misalnya :
warteg : warung tegal
depkes : departemen kesehatan
kalbar : kalimantan barat
4.
Pengambilan suku kata yang dominan dari
setiap kata yang mewadahi konsep itu. Misalnya :
tilang : bukti pelanggaran
bintal : pembinaan mental
danton : komandan peleton
5.
Pengambilan suku kata tertentu disertai
dengan modifikasi yang tampaknya tidak beraturan, namun msih memperhatikan
“keindahan” bunyi. Misalnya :
pilkada : pemilihan kepala
daerah
organda : organisasi angkutan darat
kloter : kelompok terbang
6.
Pengambilan unsur-unsur kata yang
mewadahi konsep itu, tetapi sukar disebutkan keteraturannya termasuk diseni.
Misalnya :
sinetron : sinema elektronik
insert : informasi selebriti
satpam : satuan pengamanan
2. Singkatan
C.
Singkatan dan Akronim Menurut Irwan
Kurniawan
1. Singkatan
Menurut
Kurniawan (2015:49) singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf
atau lebih.
1. Singkatan
nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
Misalnya :
A.H. Nasution = Abdul Haris Nasution
H. Hamid =
Haji Hamid
W.R. Supratman = Wage Rudolf Supratman
M.B.A.
= master of business administration
Bpk.
= Bapak
2.
Singkatan nama resmi lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan, atau organisasi, serta nama dokumen resmi
yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak
diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
DPR =
Dewan Perwakilan Rakyat
PBB =
Perserikatan Bangsa-Bangsa
PT =
perseroan terbatas
KTP =
kartu tanda penduduk
3. a.
Singakatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik. Misalnya
:
jml.
= jumlah
kpd. =
kepada
tgl. =
tanggal
b. Singkatan gabungan kata yang terdiri
atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik. Misalnya :
dll.
= dan lain-lain
dsb. =
dan sebagainya
sda. =
sama dengan atas
Yth.
= Yang terhormat
4. Singkatan
gabungan kata yang terdiri atas dua huruf ( lazim digunakan dalam surat
menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya :
a.n. =
atas nama
d.a. =
dengan alamat
u.b.
= untuk beliau
5. Lambang
kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti
tanda titik. Misalnya :
cm
= sentimeter
kg =
kilogram
Rp =
rupiah
2. Akronim
Menurut
Kurniawan (2015:52) akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang
diperlakukan sebagai sebuah kata.
a. Akronim
nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya :
LIPI :
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LAN :
Lembaga Administrasi Negara
SIM :
Surat Izin Mengemudi
b. Akronim
nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal
kapital.
Misalnya :
Bulog :
Badan Urusan Logistik
Iwapi :
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
Kowani :
Kongres Wanita Indonesia
c. Akronim
bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan
huruf kecil.
Misalnya :
pemilu :
pemilihan umum
iptek :
ilmu pengetahuan dan teknologi
rapim :
rapat pimpinan
D.
Perbandingan
dan simpulan dari devinisi singkatan dan akronim menurut buku ajar Bahasa
Indonesia untuk SLTP kurikulum KTSP dan devinisi singkatan dan akronim menurut
Abdul Chaer dan Irwan Kurniawan.
Terdapat beberapa perbedaan mengenai
pengertian dan klasifikasi singkatan dan akronim, diantaranya:
Dalam buku ajar Bahasa Indonesia
untuk SLTP kelas IX, penggunaan bahasa dalam mendefinisikan singkatan lebih
mudah dipahami. Singkatan hanya terbagi menjadi empat macam yaitu singkatan
nama orang, singkatan nama resmi lembaga, singkatan umum dan lambang kimia.
Perbedaannya terdapat pada istilah singkatan umum, karena menurut irwan
kurniawan singkatan umum terbagi lagi menjadi dua macam.
Menurut pendapat Abdul Chaer,
akronim merupakan hasil dari proses akronimisasi yaitu proses pembentukan
sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam
sebuah kontruksi lebih dari sebuah kata. Hal ini membuktikan bahwa Abdul Chaer
mendefinisikan akronim lebih rinci, hingga menjelaskan cara-cara pembentukan
akronim. Perbedaan dengan buku ajar kelas IX adalah Abdul Chaer menyebutkan
bahwa akronim adalah sebuah singkatan, namun yang diperlakukan sebagai sebuah
kata.
Berbeda dengan Abdul Chaer, Irwan
Kurniawan mendefinisikan singkatan dan akronim menggunakan tatabahasa yang
begitu mudah dipahami, pembagiannya pun hampir sama dengan pembagian singkatan
dan akronim menurut buku ajar kelas IX. Namun pada singkatan umum, terbagi
menjadi dua yaitu singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan
tanda titik dan singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri
dengan tanda titik. Pembagian ini tidak terdapat dalam buku ajar Bahasa Indonesia
kelas IX KTSP.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisis maka dapat disimpulkan bahwa singkatan ialah bentuk singkat yang
terdiri atas satu huruf atau lebih. Akrominisasi adalah proses pembentukan
sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam
sebuah kontruksi lebih dari sebuah kata. Terdapat beberapa perbedaan antara
pengertian akronim dan singkatan dalam buku ajar dengan pengertian akronim dan
singkatan menurut beberapa ahli.
B. Saran
Untuk mengetahui lebih
jauh dan lebih lengkap mengenai pembahasan morfologi khususnya mengenai akronim
dan singkatan, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai
pengarang.
Di sini kami menyadari
bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan laporan selanjutnya
sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anindyarini, Alikah
dkk. 2008. Bahasa Indonesia. Surakarta : CV. Putra Nugraha.
Chaer, Abdul.2008. Morfologi Bahasa Indonesia : Pendekatan
dan Proses.Jakarta: Rineka Cipta.
Kurniawan,
Irwan. 2015. EYD Ejaan yang Disempurnakan.
Bandung: Nuansa Cendikia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar