Rabu, 09 November 2016

analisis morfologi dalam buku ajar bahasa Indonesia kelas IX



JUDUL             :ANALISIS MATERI MORFOLOGI DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS IX SLTP KURIKULUM KTSP DAN PERBANDINGANNYA DENGAN MATERI MORFOLOGI MENURUT PENDAPAT ABDUL CHAER DAN IRWAN KURNIAWAN
ABSTRAK
Dewi Robiatul Adawiyah. 15.03.1.0009. Latar belakang dari laporan penelitian ini morfologi adalah  “ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu,baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik”  .Sebagai ilmu bahasa yang mempelajari proses pembentukan kata, maka morfologi hendaknya dipelajari oleh semua lapisan masyarakat untuk mengatasi kesalahan-kesalahan dalam penuturan. Morfologi dalam pembelajaran di sekolah tidak secara khusus terdapat dalam mata pelajaran morfologi. Namun pembelajaran morfologi terdapat atau diselipkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pengkajian morfologi di sekolah tidak begitu rinci karena  hanya berupa gambaran dan penjelasan secara umum. Dalam makalah ini, fenomena itulah yang menarik bagi saya untuk melakukan pengkajian morfologi di sekolah kemudian membandingkannya dengan kajian morfologi di perkuguan tinggi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran morfologi bidang akronim dan singkatan di sekolah.  Mengetahui dan memahami perbandingan pembelajaran morfologi di sekolah dan di perguruan tinggi berdasarkan pendapat para ahli. Metode yang digunakan dalam analisis ini mencakup lima hal, yaitu sasaran dan ancangan penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian hasil analisis data. Berdasarkan hasil analisis pada buku ajar Bahasa Indonesia kelas IX dan membandingkannya dengan kajian morfologi diperguruan tinggi maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perbedaan seperti penggunaan bahasa lebih mudah dipahami dan sebagainya.

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Salah satu bidang pengkajian bahasa yang cukup menarik adalah bidang tata bentukan atau morfologi. Arti morfologi secara etimologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti ‘ilmu mengenai bentuk’. Menurut Ramlan (1987:21) Morfologi adalah  “ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu,baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik”  .
Sebagai ilmu bahasa yang mempelajari proses pembentukan kata, maka morfologi hendaknya dipelajari oleh semua lapisan masyarakat untuk mengatasi kesalahan-kesalahan dalam penuturan. Morfologi dalam pembelajaran di sekolah tidak secara khusus terdapat dalam mata pelajaran morfologi. Namun pembelajaran morfologi terdapat atau diselipkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pengkajian morfologi di sekolah tidak begitu rinci karena  hanya berupa gambaran dan penjelasan secara umum.
Dalam makalah ini, fenomena itulah yang menarik bagi saya untuk melakukan pengkajian morfologi di sekolah kemudian membandingkannya dengan kajian morfologi di perguruan tinggi.

B.     Rumusan Masalah Penelititan
1.      Bagaimanakah devinisi singkatan dan akronim menurut Buku Ajar Bahasa Indonesia SLTP Kelas IX kurikulum KTSP?
2.      Bagaimanakah devinisi singkatan dan akronim menurut Abdul Chaer dan Irwan Kurniawan?
3.      Bagaimana perbedaan yang terdapat dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia SLTP Kelas IX kurikulum  KTSP dan menurut Abdul Chaer dan Irwan Kurniawan?
  1. Tujuan Penelitian
1.      Menjelaskan devinisi singkatan dan akronim  menurut Buku Ajar Bahasa Indonesia SLTP Kelas IX kurikulum KTSP.
2.      Menjelaskan devinisi singkatan dan akronim menurut Abdul Chaer dan Irwan Kurniawan.
3.      Menjelaskan perbedaan yang terdapat dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia SLTP Kelas IX kurikulum KTSP  dan menurut Abdul Chaer dan Irwan Kurniawan.
LANDASAN TEORI
A.    Akronimisasi
Menurut Chaer ( 2008:236 ) akrominisasi adalah proses pembentukan sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah kontruksi lebih dari sebuah kata. Proses ini menghasilkan sebuah kata yang disebut akronim. Jadi, sebetulnya akronim adalah juga sebuah singkatan, namun yang “diperlukan” sebagai sebuah kata atau sebuah butir leksikal. Misalnya kata pilkada yang berasal dari pemilihan kepala daerah, kata jabotabek yang berasal dari Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi dan kata balita yang berasal dari bawah lima tahun.
Cara-cara pembentukan akronim :
1.      Pengambilan huruf-huruf (fonem-fonem) pertama dari kata-kata yang membentuk konsep itu. Misalnya :
-          IKIP          : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
-          IDI                        :  Ikatan Dokter Indonesia
-          ABRI        : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
-          ASRI         : Akademi Seni Rupa Indonesia
-          IPSI           : Ikatan Pencak Silat Indonesia
Kata-kata seperti IKIP, IDI, ABRI, ASRI, IPSI lazim diucapkan dan dituliskan sebagai sebuah kata berbeda dengan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang masih tetap dilafalkan dan dituliskan sebagai singkatan.
2.      Pengambilan suku kata pertama dari semua kata yang membentuk konsep itu. Misalnya :
-          rukan         : rumah kantor
-          orpol          : organisasi politik
-          pujasera     : pusat jajanan serba ada
3.      Pengambilan suku kata pertama ditambah dengan huruf pertama dari suku kata kedua dari setiap kata yang membentuk konsep itu. Misalnya :
warteg             : warung tegal
depkes             : departemen kesehatan
kalbar              : kalimantan barat
4.      Pengambilan suku kata yang dominan dari setiap kata yang mewadahi konsep itu. Misalnya :
tilang               : bukti pelanggaran
bintal               : pembinaan mental
danton             : komandan peleton
5.      Pengambilan suku kata tertentu disertai dengan modifikasi yang tampaknya tidak beraturan, namun msih memperhatikan “keindahan” bunyi. Misalnya :
pilkada                        : pemilihan kepala daerah
organda           : organisasi angkutan darat
kloter               : kelompok terbang
6.      Pengambilan unsur-unsur kata yang mewadahi konsep itu, tetapi sukar disebutkan keteraturannya termasuk diseni. Misalnya :
sinetron           : sinema elektronik
insert               : informasi selebriti
satpam             : satuan pengamanan

B.     Singkatan
Menurut Kurniawan ( 2015:49) Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
1.      Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
Misalnya :
A.H. Nasution       = Abdul Haris Nasution
H. Hamid              = Haji Hamid
W.R. Supratman   = Wage Rudolf Supratman
M.B.A.                  = master of business administration
Bpk.                      = Bapak
2.      Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
DPR          = Dewan Perwakilan Rakyat
PBB          = Perserikatan Bangsa-Bangsa
PT              = perseroan terbatas
KTP           = kartu tanda penduduk
3.      a. Singakatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik. Misalnya :
jml.            = jumlah
kpd.           = kepada
tgl.             = tanggal
b. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik. Misalnya :
dll.             = dan lain-lain
dsb.           = dan sebagainya
sda.            = sama dengan atas
Yth.           = Yang terhormat
4.      Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf ( lazim digunakan dalam surat menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya :
a.n.            = atas nama
d.a.            = dengan alamat
u.b.            = untuk beliau
5.      Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya :
cm             = sentimeter
kg              = kilogram
Rp                         = rupiah

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam analisis ini mencakup lima hal, yaitu :
1.      Sasaran dan ancangan penelitian.
2.      Data dan sumber data.
3.      Metode pengumpulan data.
4.      Metode analisis data.
5.      Metode penyajian hasil analisis data.
Adapun teknik yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data yaitu dengan teknik simak dan catat, maksudnya adalah setiap data yang didapat disimak baik – baik kemudian dicatat perbedaan  pengertian dan penjelasan bidang morfologi menurut para ahli dan pelajaran morfologi di sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Singkatan dan Akronim dalam Buku Kelas IX
1.      Singkatan
Menurut Alikah (2008:107) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Singkatan terbagi atas empat hal berikut ini.
a.       Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Contoh :
Rendi H.               = Rendi Hartadji
Drs. Suwito           = Doktorandus Suwito
b.      Singkatan nama resmi pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan titik.
Contoh :
BTN          = Bank Tabungan Negara
PPN           = Pajak Pertambahan Nilai
c.       Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Contoh :
hlm. 25      = halaman 25
dll.             = dan lain-lain
d.      Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang yang tidak diikuti tanda titik.
Contoh :
Rp 800 miliar        = (delapan ratus miliar) rupiah
kg                          = kilogram
2.      Akronim
Menurut Alikah (2008:108) akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret yang diperlukan sebagai kata. Akronim terdiri atas 3 (tiga) hal berikut ini.
a.       Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dai deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh :
SIM : Surat Izin Mengemudi
IKIP : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
b.      Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Contoh :
Akabri = Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Kowani = Kongres Wanita Indonesia
c.       Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, atau pun gabungan huruf dan suku kata atau pun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh :
rusuna = rumah susun sederhana
humas = hubungan masyarakat
B.     Singkatan dan Akronim Menurut Abdul Chaer
1.      Akronimisasi
Menurut Chaer (2008:236) akrominisasi adalah proses pembentukan sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah kontruksi lebih dari sebuah kata. Proses ini menghasilkan sebuah kata yang disebut akronim. Jadi, sebetulnya akronim adalah juga sebuah singkatan, namun yang “diperlukan” sebagai sebuah kata atau sebuah butir leksikal. Misalnya kata pilkada yang berasal dari pemilihan kepala daerah, kata jabotabek yang berasal dari Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi dan kata balita yang berasal dari bawah lima tahun.
Cara-cara pembentukan akronim :
1.      Pengambilan huruf-huruf (fonem-fonem) pertama dari kata-kata yang membentuk konsep itu. Misalnya :
-          IKIP          : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
-          IDI                        :  Ikatan Dokter Indonesia
-          ABRI        : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
-          ASRI         : Akademi Seni Rupa Indonesia
-          IPSI           : Ikatan Pencak Silat Indonesia
Kata-kata seperti IKIP, IDI, ABRI, ASRI, IPSI lazim diucapkan dan dituliskan sebagai sebuah kata berbeda dengan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang masih tetap dilafalkan dan dituliskan sebagai singkatan.
2.      Pengambilan suku kata pertama dari semua kata yang membentuk konsep itu. Misalnya :
-          rukan         : rumah kantor
-          orpol          : organisasi politik
-          pujasera     : pusat jajanan serba ada
3.      Pengambilan suku kata pertama ditambah dengan huruf pertama dari suku kata kedua dari setiap kata yang membentuk konsep itu. Misalnya :
warteg             : warung tegal
depkes             : departemen kesehatan
kalbar              : kalimantan barat
4.      Pengambilan suku kata yang dominan dari setiap kata yang mewadahi konsep itu. Misalnya :
tilang               : bukti pelanggaran
bintal               : pembinaan mental
danton             : komandan peleton
5.      Pengambilan suku kata tertentu disertai dengan modifikasi yang tampaknya tidak beraturan, namun msih memperhatikan “keindahan” bunyi. Misalnya :
pilkada                        : pemilihan kepala daerah
organda           : organisasi angkutan darat
kloter               : kelompok terbang
6.      Pengambilan unsur-unsur kata yang mewadahi konsep itu, tetapi sukar disebutkan keteraturannya termasuk diseni. Misalnya :
sinetron           : sinema elektronik
insert               : informasi selebriti
satpam             : satuan pengamanan
2.      Singkatan
C.     Singkatan dan Akronim Menurut Irwan Kurniawan
1.      Singkatan
Menurut Kurniawan (2015:49) singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
1.      Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
Misalnya :
A.H. Nasution       = Abdul Haris Nasution
H. Hamid              = Haji Hamid
W.R. Supratman   = Wage Rudolf Supratman
M.B.A.                  = master of business administration
Bpk.                      = Bapak
2.      Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
DPR          = Dewan Perwakilan Rakyat
PBB          = Perserikatan Bangsa-Bangsa
PT              = perseroan terbatas
KTP           = kartu tanda penduduk
3.      a. Singakatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik. Misalnya :
jml.            = jumlah
kpd.           = kepada
tgl.             = tanggal
b. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik. Misalnya :
dll.             = dan lain-lain
dsb.           = dan sebagainya
sda.            = sama dengan atas
Yth.           = Yang terhormat
4.      Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf ( lazim digunakan dalam surat menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya :
a.n.      = atas nama
d.a.      = dengan alamat
u.b.      = untuk beliau
5.      Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya :
cm                   = sentimeter
kg                    = kilogram
Rp                   = rupiah
2.      Akronim
Menurut Kurniawan (2015:52) akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata.
a.       Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya :
LIPI          : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LAN          : Lembaga Administrasi Negara
SIM           : Surat Izin Mengemudi
b.      Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya :
Bulog        : Badan Urusan Logistik
Iwapi         : Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
Kowani     : Kongres Wanita Indonesia
c.       Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
pemilu       : pemilihan umum
iptek          : ilmu pengetahuan dan teknologi
rapim         : rapat pimpinan
D.    Perbandingan dan simpulan dari devinisi singkatan dan akronim menurut buku ajar Bahasa Indonesia untuk SLTP kurikulum KTSP dan devinisi singkatan dan akronim menurut Abdul Chaer dan Irwan Kurniawan.
Terdapat beberapa perbedaan mengenai pengertian dan klasifikasi singkatan dan akronim, diantaranya:
Dalam buku ajar Bahasa Indonesia untuk SLTP kelas IX, penggunaan bahasa dalam mendefinisikan singkatan lebih mudah dipahami. Singkatan hanya terbagi menjadi empat macam yaitu singkatan nama orang, singkatan nama resmi lembaga, singkatan umum dan lambang kimia. Perbedaannya terdapat pada istilah singkatan umum, karena menurut irwan kurniawan singkatan umum terbagi lagi menjadi dua macam.
Menurut pendapat Abdul Chaer, akronim merupakan hasil dari proses akronimisasi yaitu proses pembentukan sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah kontruksi lebih dari sebuah kata. Hal ini membuktikan bahwa Abdul Chaer mendefinisikan akronim lebih rinci, hingga menjelaskan cara-cara pembentukan akronim. Perbedaan dengan buku ajar kelas IX adalah Abdul Chaer menyebutkan bahwa akronim adalah sebuah singkatan, namun yang diperlakukan sebagai sebuah kata.
Berbeda dengan Abdul Chaer, Irwan Kurniawan mendefinisikan singkatan dan akronim menggunakan tatabahasa yang begitu mudah dipahami, pembagiannya pun hampir sama dengan pembagian singkatan dan akronim menurut buku ajar kelas IX. Namun pada singkatan umum, terbagi menjadi dua yaitu singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik dan singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik. Pembagian ini tidak terdapat dalam buku ajar Bahasa Indonesia kelas IX KTSP.

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Akrominisasi adalah proses pembentukan sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah kontruksi lebih dari sebuah kata. Terdapat beberapa perbedaan antara pengertian akronim dan singkatan dalam buku ajar dengan pengertian akronim dan singkatan menurut beberapa ahli.
B.     Saran
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih lengkap mengenai pembahasan morfologi khususnya mengenai akronim dan singkatan, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang.
Di sini kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan laporan selanjutnya sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anindyarini, Alikah dkk. 2008. Bahasa Indonesia. Surakarta : CV. Putra Nugraha.
Chaer, Abdul.2008. Morfologi Bahasa Indonesia : Pendekatan dan Proses.Jakarta: Rineka Cipta.
Kurniawan, Irwan. 2015. EYD Ejaan yang Disempurnakan. Bandung: Nuansa Cendikia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar